AllahSWT telah menciptakan, memelihara, mengembangkan, mendidik, dan mengatur alam dengan segala isinya. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dengan kelebihan paling urgen, yakni akal. merangkum artikel untuk memahami perbedaan antara musyrik dan syirik. Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Mengapa Allah menciptakan manusia padahal manusia tidak pernah meminta untuk diciptakan? Mengapa manusia harus tercipta sehingga menanggung berbagai penderitaan dalam hidup? Bukankah lebih baik manusia tak tercipta sehingga tak harus merasakan kesengsaraan? Pertanyaan semacam ini kerap muncul di benak sebagian orang yang mengalami berbagai kesulitan dalam hidup. Meskipun pertanyaan ini sederhana tapi akan memerlukan jawaban yang agak panjang. Kali ini kita akan membahas pertanyaan semacam ini secara agak detail dengan berpedoman pada firman Allah sendiri dan sabda Rasulullah Muhammad ﷺ. Sebagai pendahuluan, harus diketahui bahwa sebenarnya dalam Al-Qur’an kita diajari untuk tidak menanyakan tentang perbuatan Allah kenapa begini dan kenapa begitu, tetapi harusnya kita sibuk mempertanyakan tindakan kita sendiri, apakah sudah tepat atau belum. Allah berfirman لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ “Allah tak bisa ditanya tentang apa yang diperbuatnya, merekalah yang dimintai pertanggungjawaban.” QS. Al-Anbiya’ 23 Tindakan Allah sebagai Tuhan yang memiliki semesta alam adalah mutlak dan tak perlu persetujuan siapa pun. Bila mau dibuat perbandingan, kita sebagai manusia terbiasa memelihara hewan ternak, mengembangbiakkannya lalu menyembelihnya sebagai makanan tanpa merasa bersalah sedikit pun sebab merasa berhak melakukannya. Padahal, kuasa kita pada hewan ternak itu amatlah sedikit sebab bukan kita yang memberi dan menjamin kehidupan hewan itu tetapi semuanya dilakukan hanya oleh Allah. Namun anehnya manusia kerap kali merasa begitu spesial sehingga seolah Tuhan sekalipun harus meminta persetujuannya padahal dirinya sendiri adalah seutuhnya mutlak milik Tuhan sehingga Tuhan berhak melakukan apa pun terhadap dirinya. Kekuasaan mutlak Allah untuk melakukan apa pun sesuai kehendak-Nya disebutkan dalam Al-Qur’an berkali-kali dengan berbagai redaksi. Salah satunya adalah sebagai berikut إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ “Sesungguhnya Tuhanmu Maha-Melakukan apa yang Ia kehendaki.” QS Hud 107 Kekuasaan Allah untuk melakukan apa pun tanpa meminta persetujuan siapa pun dan tak bisa ditentang siapa pun adalah bukti kesempurnaan-Nya. Bila Allah masih bisa dimintai pertanggung-jawaban, masih bisa ditanya kenapa dan mengapa, masih butuh persetujuan pihak lain atau perlu bermusyawarah tentang apa yang perlu dilakukan dan apa yang tidak, maka itu berarti Allah tak sempurna dan karena itu bukan Tuhan. Ketuhanan Allah yang tak diragukan lagi dan Kemahasempurnaan yang dimiliki-Nya menjamin Allah bebas dari semua itu dan bebas melakukan apa pun. Karena itulah, ayat-ayat yang berbicara mengenai penciptaan hampir selalu diikuti dengan pernyataan “apa yang dikehendaki Allah” sebagai isyarat kebebasan kehendak Allah. Perhatikan ayat-ayat berikut وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ "Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha-Suci Allah dan Maha-Tinggi dari apa yang mereka persekutukan dengan Dia." QS. Al-Qashash 68 اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha-Mengetahui lagi Maha-Kuasa.” QS. Ar-Rum 54. Penjelasan tentang kebebasan Tuhan untuk melakukan apa pun yang Ia kehendaki di atas adalah kaidah pokok dalam pembahasan perbuatan Allah. Kebebasan mutlak ini dikenal sebagai sifat irâdah yang merupakan salah satu dari sekian banyak sifat yang pasti dimiliki oleh sosok Tuhan yang benar. Keberadaan sifat irâdah ini berkonsekuensi pada peniadaan adanya keharusan, larangan, dan intervensi apa pun terhadap tindakan Tuhan sehingga tindakan-Nya tak bisa ditanya mengapa? Namun demikian, kita beruntung sebab ternyata Allah mau memberikan informasi tentang tujuan penciptaan manusia agar pertanyaan di benak kita hilang. Tujuan tersebut adalah 1. Sebagai pengurus khalifah bagi planet bumi, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌۭ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةًۭ "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". QS. Al-Baqarah 30 2. Untuk menyembah Allah sebagaimana dalam firman Allah وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” QS. Al-Dzariyat 56 Mengomentari ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir menjelaskan tafsir ayat itu adalah إِنَّمَا خَلَقْتُهُمْ لِآمُرَهُمْ بِعِبَادَتِي، لَا لِاحْتِيَاجِي إِلَيْهِمْ ... وَمَعْنَى الْآيَةِ أَنَّهُ تَعَالَى خَلَقَ الْعِبَادَ لِيَعْبُدُوهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، فَمَنْ أَطَاعَهُ جَازَاهُ أَتَمَّ الْجَزَاءِ، وَمِنْ عَصَاهُ عَذَّبَهُ أَشَدَّ الْعَذَابِ “Sesungguhnya Aku menciptakan mereka hanyalah supaya Aku memerintah mereka menyembahku, bukan karena Aku butuh terhadap mereka. ... Makna ayat itu adalah bahwa Allah menciptakan manusia supaya menyembah Dia saja, tak menyekutukan dengan yang lain. Siapa yang taat pada Allah, maka Allah akan membalasnya dengan balasan yang sempurna. Siapa yang bermaksiat pada-Nya, Allah akan menyiksanya dengan parah.” Ibnu Katsir, Tafsîr Ibnu Katsîr, VII, 425 3. Supaya manusia tahu kemahakuasaan Allah, sebagaimana firman Allah اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. QS at-Thalaq 12 4. Sebagai bukti kelayakan untuk ditempatkan di tempat mana di akhirat. Akhirat mempunyai dua tempat yang bertolak belakang, yakni surga dan neraka. Allah bisa saja langsung menciptakan manusia untuk seketika ditempatkan di keduanya tanpa alasan apa pun, tetapi Allah tak melakukannya. Allah memilih membuat manusia hidup di dunia terlebih dahulu untuk melihat sendiri amal perbuatannya sehingga layak di tempat mana. Allah berfirman وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى “Kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan bumi, agar Ia membalas orang-orang yang berbuat buruk sebab apa yang mereka kerjakan dan membalas orang-orang yang berbuat baik dengan kebaikan.” QS. An-Najm 31 Dari kemenangan dan kesabaran menghadapi berbagai kesusahan itulah kita dapat membuktikan “kelayakan” kita untuk menjadi penghuni surga. Meskipun sebenarnya amal perbuatan manusia tak cukup untuk menebus surga yang begitu sempurna, namun kemurahan Allah membuat kita tahu bahwa melakukan amal kebaikan, bersyukur terhadap nikmat dan bersabar terhadap musibah adalah hal yang dapat membuat kita mendapat balasan surga. Itulah di antara alasan yang dinyatakan secara eksplisit dari Al-Qur’an tentang kenapa Allah menciptakan manusia. Dari informasi itu, kita jadi tahu tujuan hidup di dunia ini untuk apa dan seharusnya kita fokus untuk memenuhinya dan tak ada opsi lain bagi manusia. Adapun segala kesusahan dan kesulitan yang menimpa manusia sebagai konsekuensi dari hidup, itu tak lepas dari hikmah yang besar. Setiap sakit, bahkan sekecil apa pun, akan diganti dengan pengampunan dosa dan pahala. Rasulullah bersabda مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ، مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan keletihan, kehawatiran dan kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya." HR. Bukhari مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ، فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ، كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا “Tak seorang pun muslim yang tertimpa kesusahan berupa sakit atau lainnya, kecuali Allah menggugurkan kesalahannya sebab hal itu seperti halnya pohon yang menggugurkan daunnya.” HR Muslim Dengan demikian kita tahu bahwa segala yang terjadi pada diri seorang muslim itu sejatinya adalah jalan baginya menuju surga. Susah dan bahagia seluruhnya dapat menjadi sebab mendapat surga bila ia tahu caranya. Rasulullah bersabda عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ، صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ “Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin bahwa segala situasinya adalah kebaikan baginya. Itu tak terjadi kecuali bagi seorang mukmin. Bila ia mendapat kebahagiaan, ia bersyukur sehingga menjadi kebaikan baginya. Bila ia mendapat kesusahan, ia bersabar sehingga menjadi kebaikan baginya.” HR. Muslim Dengan menyadari kenyataan ini, maka bersyukurlah kita sudah tercipta di dunia. Bila kita tak tercipta, maka tak mungkin kita mendapat potensi untuk kekal di surga. Bertahun-tahun kesengsaraan di dunia tak ada apa-apanya bila itu diganjar dengan sebuah kebahagiaan yang abadi. Semoga ulasan ini bermanfaat. Ustadz Abdul Wahab Ahmad, Wakil Katib PCNU Jember dan Peneliti Bidang Aqidah di Aswaja NU Center Jawa Timur
Kenapaallah tidak menciptakan satu agama saja? Dapatkan link; Facebook; Twitter; Pinterest; Email; Aplikasi Lainnya; Februari 05, 2021 PEMBAHASAN Seorang bertanya kepada Ulama, kenapa di dunia ini banyak agama sehingga menimbulkan kebingungan di hati umat manusia dalam memilih mana agama yang benar. Ulama tersebut mejawab: Al-quran surah
Kenapa Tuhan tidak memaksa umat manusia untuk masuk dalam satu agama saja? Kenapa banyak agama-agama di dunia padahal Tuhan hanya Satu? Orang-orang ateis meragukan keberadaan Tuhan karena menurut mereka seharusnya agama hanya ada satu sebagai bukti adanya Tuhan Yang Esa. Banyaknya agama dan segala perbedaannya dalam hal furu/cabang tidak dapat menjadi dalil bahwa Sosok yang menciptakan agama itu tidak ada. Agama dan hukumnya menjadi semacam resep’ bagi manusia. Sebagaimana seorang dokter memberikan resep obat yang berbeda bagi setiap jenis penyakit demikian pula agama adalah resep obat rohani yang berbeda tergantung pada jenis penyakit rohani yang meraja-lela pada masa agama tersebut muncul. Artinya agama muncul sesuai dengan kebutuhan umat saat itu. Karena kebutuhan akan ajaran agama berbeda-beda di setiap masa dan lokasinya oleh karena itulah agama pun berbeda. Namun ingat! Perbedaan itu hanya terdapat dalam hal cabang agama furu’ sedangkan esensi dan prinsip agama-agama samawi itu sama yakni mengimani Tuhan Yang Esa. Saat Bani Israil jatuh lama dalam perbudakan yang membuat nyali mereka benar-benar jatuh dan menjadi penakut maka syariat Taurat yang terkesan benar-benar mengistimewakan Bani Israil atas bangsa lainnya itu cocok saat itu. Hukum Taurat terkesan keras karena menekankan pembalasan bila dilihat dari kacamata dunia modern tapi bila kita lihat masa saat Taurat muncul barulah kita menyadari bahwa Taurat sangat pas saat itu bagi kaum yang perlu digebrak rasa keberaniannya. Contohnya hukum berikut ini “…nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.” Keluaran 2123-25 Hukum Taurat tersebut dikutip Al-Quran “Dan Kami telah menetapkan hukum bagi mereka di dalam Taurat bahwa, jiwa dibalas denganjiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan untuk luka ada balasan yang setimpal.’ ” QS. Al-Maidah 46 Hukum Taurat yang keras lama-kelamaan membuat diri Bani Israil benar-benar memiliki watak yang keras dan arogan. Mereka begitu angkuh karena benar-benar merasa diistimewakan Tuhan dalam hukum Taurat. Mereka bangga karena disebut sebagai anak-anak Allah. “Beginilah firman Tuhan Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung” Keluaran 422 Tiga belas abad kemudian saat jiwa dan watak yang keras meraja lela maka diutuslah Yesus as Isa Al-Masih yang menekankan sikap yang lembut, melayani orang lain, tidak melawan, kasih sayang dan suka memaafkan. Injil yang beliau bawa sangat pas saat itu mengingat jaman yang memang tengah membutuhkannya. Contohnya sabda Yesus berikut ini, “Kamu telah mendengar firman Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi aku berkata kepadamu Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” Injil Matius 538-39 Demikian juga hikmah yang sama berlaku pada agama Hindu, Buddha, Zoroaster, Tao, Kong Hu Cu, Shinto dan lain sebagainya. Saat berbagai keperluan dan sarana mulai bermunculan sehingga membuat hubungan internasional terjadi. Negara-negara dari berbagai pelosok dunia mulai terhubung dan menjalin kerjasama yang jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Saat itulah dibutuhkan suatu resep rohani yang dapat diterima oleh segala kalangan dan bangsa. Resep yang pas bagi berbagai jenis penyakit dan pas diterapkan selama-lamanya. Maka muncullah Islam dan Al-Quran sebagai hukum syariat terakhir dan pas untuk selamanya. Adapun agama-agama sebelumnya pas untuk masa dan kaum tertentu saja. Pendek kata perbedaan dan banyaknya agama tidaklah dapat menjadi dalil bahwa agama-agama itu tidak bersumber dari Satu Mata Air. Apalagi menjadi dalil bahwa Sumber Mata Air itu tidak ada. Bila kita perhatikan dengan seksama, ushul atau prinsip agama-agama itu sama yakni mengimani Tuhan Yang Esa. Dewa-dewi atau oknum tuhan lainnya yang lebih rendah dari Sosok Tuhan Yang Tunggal muncul belakangan dan merupakan hasil pemikiran para ulama/tokoh agama setelah kepergian Nabi atau pendiri agama tersebut. Sehingga kita tidak bisa mengingkari keberadaan Tuhan karena adanya perbedaan prinsip tersebut. Ingat! Perbedaan tersebut muncul jauh setelah kepergian atau kewafatan utusan Tuhan yang mendirikan agama. Adapun perbedaan dalam hal furu/cabang agama seperti cara ibadah, cara ritual atau upacara menikah dan lain-lain adalah wajar karena menyesuaikan lokasi dan masa saat agama tersebut muncul. Berkenaan dengan kenapa Tuhan tidak memaksa umat untuk masuk dalam satu agama saja sehingga nantinya agama hanya satu, Hazrat Mirza Basyirudin Mahmud Ahmad ra bersabda, “Orang-orang ateis keberatan bahwa Seharusnya Tuhan menjadikan semua orang itu pengikut satu agama saja. Sebagai jawabannya, Allah Ta’ala sendirilah yang menjawabnya yakni Dan seandainya Allah menghendaki niscaya Dia akan menjadikan kamu satu umat, akan tetapi Dia hendak menguji kamu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. yakni Jika Kami ingin, Kami dapat memaksa semua orang masuk dalam satu agama. Tapi jika Kami melakukan hal itu maka seorang pun tidak akan memperoleh pahala. Tujuan dari penciptaan manusia pun tidak akan bisa dipenuhi. Tujuan Itu baru dapat dipenuhi bila manusia itu bebas/merdeka. Didalam dirinya ada kemampuan untuk menerima atau menolak.’ Maka karena memaksa semua orang masuk dalam satu agama benar-benar membuat tujuan penciptaan manusia itu sia-sia, oleh karena itulah Tuhan tidak melakukannya.” Anwarul Ulum, jilid 6, hlm. 317. Alasan lain kenapa agama tidak satu saja adalah Tuhan memberikan kebebasan sehingga manusia memiliki hak untuk bebas memilih. Manusia diciptakan untuk merdeka dan tidak dibelenggu kaidah yang sama. Dengan demikian pahala pun dapat kita raih bila memilih hal yang benar sehingga kita bisa berlomba-lomba dalam kebaikan. Berbeda dengan malaikat atau setan yang tak memiliki kebebasan untuk memilih hal baik dan buruk. Fitrah malaikat adalah patuh pada-Nya sedangkan fitrah setan adalah membangkang. Bila kita dipaksa tunduk dalam satu agama maka apa gunanya manusia diciptakan ? Ia tidak bisa lebih baik dari malaikat dan setan yang sama-sama tidak memiliki kebebasan. Justru karena memiliki kemerdekaan untuk memilih, manusia menjadi begitu berbeda, unik, istimewa dan merupakan sebaik-baik makhluk. Allah Ta’ala sendiri berfirman “Tidak ada paksaan dalam memilih Agama” QS. Al-Baqarah257 Bila Tuhan saja demikian, apalagi kita. Oleh karena itu kita sama sekali tidak mempunyai hak untuk memaksa orang lain meyakini iman yang kita akui. Adapun seorang ateis tidak memiliki hak untuk keberatan kepada Tuhan hanya karena Dia tidak memaksa makhluk-Nya untuk ibadah memalui satu agama sebagai bukti keberadaan-Nya. Kenapa agama dari Tuhan tidak perlu memaksa orang untuk beriman? Perhatikan jawaban indah berikut ini, “Kebenaran yang pasti dan hakiki sama sekali tidak membutuhkan suatu paksaan untuk membuat orang menerimanya. Bahkan pemaksaan adalah dalil yang membuktikan bahwa dalil-dalil ruhani itu lemah.” Hazrat Masih Mau’ud as dalam Majmu’ah Isytiharat, jilid 1, hlm. 459-460 catatan kaki Jawaban di atas sangat tepat sekali. Agama yang benar tidak memerlukan pemaksaan untuk dapat diterima. Bahkan pemaksaan adalah bukti bahwa agama itu tidak memiliki dalil rohani yang mempesona orang untuk meyakininya. Alhasil itulah kenapa agama bisa berbeda dan tidak hanya satu saja. Hikmahnya begitu agung dan logis. Perbedaan ini sama sekali tidak menjadi dalil bahwa Tuhan Sang Pencipta agama itu tidak ada. Adapun agama yang benar tidak membutuhkan pemaksaan untuk diterima. Tuhan sendiri tidak mau memaksa umat-Nya dan Dia sepenuhnya memberikan kebebasan kepada umat-Nya untuk memilih agama yang akan ia yakini. Kenapa? Karena manusia diciptakan untuk merdeka bukan untuk menjadi budak belaka. Oleh Ammar Ahmad Sumber Gambar
Apayang saya tulis diatas adalah pemahaman saya tentang tentang tujuan Allah menciptakan manusia dan saya sendiri merasa sangat diberkati. Semoga menjadi berkat bagi saudara2 yang membacanya. Berikut jawaban saya : 1. Itu hanya analogi bahwa Manusia dan Allah menciptakan sesuatu karena membutuhkannya. 2. Menurut saya hanya manusia 3.
Menurut ajaran Islam, manusia pada mulanya berasal dari Adam dan Hawa. Manusia merupakan makhluk Allah Swt. yang diciptakan dengan sebaik-baiknya bentuk, dibekali dengan ilmu serta akal yang luas sehingga memiliki kapasitas untuk menjadi khalifah di muka bumi. Sebagian orang atau mungkin kita sendiri mungkin pernah bertanya-tanya, apakah sebenarnya tujuan Allah Swt. menciptakan manusia? Bukankah Allah Swt. sudah lebih dulu menciptakan makhluk yang sempurna dalam wujud malaikat? Mereka juga makhluk yang selalu patuh dan tidak pernah sekalipun menentang perintah Allah Swt. Meskipun begitu, penciptaan manusia ini tentunya memiliki tujuan yang penting, sehingga manusia dianggap sebagai makhluk yang lebih sempurna daripada malaikat. Tujuan penciptaan manusia bukan sebuah kesia-siaan, manusia tercipta dari proses yang sangat panjang, diawali dari saripati tanah yang berubah menjadi air mani tersimpan di dalam rahim. Air mani tersebut perlahan bertumbuh menjadi segumpal daging, kemudian tersusun atas tulang belulang, sampai akhirnya tumbuh menjadi manusia dalam bentuk yang utuh. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa tujuan penciptaan manusia yang perlu kamu ketahui. Tujuan Penciptaan Manusia ke Muka Bumi 1. Sebagai Pengurus Bumi atau Khalifah Tujuan penciptaan manusia yang pertama adalah sebagai pengurus bumi dan seisinya atau bisa juga disebut khalifah. Khalifah adalah hamba Allah Swt. yang ditugaskan untuk menjaga kemaslahatan dan kesejahteraan dunia. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 30 dijelaskan bahwa Allah Swt. menciptakan manusia untuk dijadikan sebagai khalifah, manusia juga diberikan derajat yang lebih tinggi agar bisa mengatur, mengelola, dan mengolah semua potensi yang ada di bumi. 2. Mengemban Amanah Tujuan penciptaan manusia yang selanjutnya adalah untuk mengemban amanah. Tujuan ini akan mendidik orang-orang beriman supaya selalu bisa memelihara amanah dan mematuhi perintah yang berikan Allah Swt. Amanah yang sudah ditetapkan oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya juga tidak boleh dikhianati, sehingga manusia selalu merasa punya tugas untuk menjaga amanah tersebut sampai akhir hayat. 3. Agar Manusia Mengetahui Kebesaran Allah Swt. Manusia diciptakan ke muka bumi juga bertujuan agar manusia senantiasa mengetahui masa besar dan maha kuasanya Allah Swt., yang meliputi seluruh alam semesta dan seisinya. Seperti yang sudah tertuang dalam Al-Qur’an Surat at-Thalaq ayat 12, dijelaskan bahwa Allah Swt. sesungguhnya menciptakan tujuh langit dan bumi karena Allah Swt. adalah maha kuasa atas segala sesuatu di alam semesta. 4. Beribadah Kepada Allah Swt Tujuan penciptaan manusia yang paling utama menurut Islam adalah untuk beribadah dan bertakwa kepada Allah Swt. Telah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Adz Dzariyat ayat 56 bahwa Allah Swt. menciptakan manusia dan jin semata-mata agar mereka hanya beribadah kepada-Nya. Allah Swt menciptakan manusia bukan hanya sekadar untuk tidur, makan, minum, bekerja, dan beraktivitas lain, tapi juga untuk melengkapi bumi dan beribadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an Surat Al-Qiyamah ayat 37-39, menegaskan bahwa Allah Swt. menciptakan manusia dari tanah dan air mani yang hina kemudian meniupkan roh ke dalam tubuh manusia, memberikan kemampuan pendengaran, penglihatan, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk lain, sudah semestinya manusia hidup dengan penuh rasa syukur dan tidak pernah lupa untuk selalu beribadah kepada Allah Swt. dalam kondisi apapun. Untuk semakin menebalkan keimanan dan rasa cinta pada Islam, kamu bisa membaca buku Secrets of Divine Love Sebuah Perjalanan Spiritual yang Mendalam tentang Islam karya A. Helwa. Ibarat sebuah perjalanan spiritual, buku ini akan mengubah hubungan kamu dengan Tuhan, diri sendiri, dan dunia di sekitarmu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan memanfaatkan banyak kata-kata inspiratif dari Al-Qur’an dan Nabi Muhammad SAW, buku ini akan membantu memperkuat iman dan meningkatkan ketergantunganmu kepada Allah Swt. melalui ibadah, doa, dan prasangka yang baik. Untuk orang yang masih sering berputar pada keputusasaan, buku ini akan menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu yang perlu ditakuti selama ada Tuhan yang senantiasa menopang kehidupan. Buku Secrets of Divine Love Sebuah Perjalanan Spiritual yang Mendalam tentang Islam bisa langsung kamu checkout di
SesungguhnyaAllah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. dan Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya[263] Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
1. Menurut Firman Allah, ada berapa jenis agama? ”MASUKLAH melalui gerbang yang sempit; karena lebar dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; sebab sempitlah gerbang dan sesaklah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang menemukannya.” Matius 713, 14 Menurut Firman Allah, hanya ada dua jenis agama yang sejati dan yang palsu; yang benar dan yang salah; yang satu menuju kehidupan, yang lain menuju kebinasaan. 2. Bagaimana Alkitab menunjukkan bahwa tidak semua agama menyenangkan Allah? 2 Ada yang mengira bahwa semua agama menyenangkan Allah. Ayat-ayat Alkitab berikut menunjukkan bahwa itu tidak benar ”Putra-putra Israel kembali melakukan apa yang buruk di mata Yehuwa, dan mereka mulai melayani para Baal dan patung-patung Astoret dan allah-allah orang Siria, allah-allah orang Sidon, allah-allah orang Moab, allah-allah putra-putra Ammon dan allah-allah orang Filistin. Demikianlah mereka meninggalkan Yehuwa dan tidak melayani dia. Maka kemarahan Yehuwa berkobar terhadap orang Israel.” Hakim 106, 7 Jika kita menyembah patung-patung atau leluhur atau allah-allah dewa-dewi lain dan tidak menyembah Allah yang benar, ibadat kita tidak akan diperkenan Yehuwa. ”Umat ini menghormati aku [Allah] dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dariku. Sia-sia mereka terus menyembah aku, karena mereka mengajarkan perintah manusia sebagai doktrin.” Markus 76, 7 Jika orang-orang yang mengaku menyembah Allah mengajarkan gagasan mereka sendiri dan bukannya ajaran Alkitab, ibadat mereka sia-sia. Ini tidak diterima Allah. ”Allah adalah Roh, dan orang yang menyembah dia harus menyembah dengan roh dan kebenaran.” Yohanes 424 Ibadat kita harus sesuai dengan Firman Allah. Buah dari Agama Palsu 3. Bagaimana kita membedakan agama yang sejati dari yang palsu? 3 Bagaimana kita bisa tahu apakah suatu agama menyenangkan Allah atau tidak? Yesus mengatakan, ”Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, tetapi setiap pohon yang busuk menghasilkan buah yang tidak berguna . . . Maka sebenarnya, dari buah-buahnya kamu akan mengenali orang-orang itu.” Dengan kata lain, jika suatu agama bersumber dari Allah, agama ini akan menghasilkan buah yang baik; tetapi jika suatu agama bersumber dari Setan, agama ini akan menghasilkan buah yang busuk.​—Matius 715-20. 4. Sifat apa yang harus diperlihatkan penyembah Yehuwa? 4 Agama yang sejati menghasilkan orang-orang yang memiliki dan memperlihatkan kasih. Mengapa? Karena Yehuwa sendiri adalah Allah kasih. Yesus mengatakan, ”Dengan inilah semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, jika kamu mempunyai kasih di antara kamu.” Apakah agama-agama memenuhi patokan ini untuk ibadat yang sejati?​—Yohanes 1335; Lukas 1027; 1 Yohanes 48. 5. Apa kata sebuah ensiklopedia tentang perdagangan budak di Afrika? 5 Sebagai contoh, perhatikan perdagangan budak di Afrika. The New Encyclopædia Britannica menyatakan, ”Diperkirakan ada orang Afrika yang dikirim melalui Islāmic trans-Saharan dan Samudra Hindia dalam perdagangan budak antara tahun 650 dan tahun 1905. Pada pertengahan hingga akhir abad ke-15 orang-orang Eropa memulai perdagangan budak di pesisir barat Afrika, dan pada tahun 1867 antara dan orang Afrika telah dikirim dengan kapal sebagai budak ke Dunia Baru [Amerika].” 6. Bagaimana agama terlibat dalam perdagangan budak? 6 Bagaimana sikap agama selama pergolakan di Afrika, ketika pria, wanita, dan anak-anak direnggut dari rumah serta keluarga mereka, dirantai, diselar dengan besi panas, lalu diperjualbelikan layaknya hewan? Bethwell Ogot menulis dalam Daily Nation Nairobi, Kenya, ”Agama Kristen maupun Islam mengajarkan tentang persatuan umat manusia, tetapi mereka juga menciptakan masyarakat yang memiliki budak melalui prasangka ras. . . . Kita harus mengakui bahwa Muslim dan Kristen, negara-negara Barat dan Timur Tengah, serta ketidakpekaan moral sama-sama berperan dalam timbulnya penderitaan yang tak terkira atas orang-orang Afrika.” Agama dan Perang 7. Bagaimana sikap para pemimpin agama mengenai peperangan? 7 Agama palsu menghasilkan buah busuk yang lain lagi. Misalnya, meski Alkitab mengatakan harus ”mengasihi sesamamu”, para pemimpin agama di seputar dunia dengan berapi-api mendukung dan mengobarkan peperangan.​—Matius 2239. Agama palsu terlibat dalam perang dan perdagangan budak 8. a Bagaimana pemimpin agama mendukung pembunuhan dalam pertikaian di Afrika? b Apa kata seorang pastor tentang pemimpin agama selama perang sipil di Nigeria? 8 Sudah bukan rahasia lagi bahwa selama tahun 1994, beberapa biarawati dan pastor ikut dalam pembantaian orang-orang di Rwanda. Agama juga sangat terlibat dalam banyak pertikaian lain di Afrika. Misalnya, selama perang sipil berdarah di Nigeria, agama-agama dari kedua belah pihak mendorong rakyatnya untuk berperang. Sewaktu perang ini berlarut-larut, seorang pastor berkata bahwa pemimpin gereja telah ”mengesampingkan pekerjaan yang diberikan Allah kepada mereka”. Ia juga berkata, ”Kita yang mengaku sebagai pelayan Allah telah menjadi pelayan Setan.” 9. Apa kata Alkitab tentang pelayan-pelayan Setan? 9 Senada dengan pernyataan itu, Alkitab mengatakan, ”Setan sendiri terus mengubah dirinya menjadi malaikat terang. Karena itu, bukanlah sesuatu yang hebat jika pelayan-pelayannya juga terus mengubah diri mereka menjadi pelayan-pelayan keadilbenaran.” 2 Korintus 1114, 15 Sama seperti banyak orang jahat berpura-pura sebagai orang baik, Setan mengelabui orang-orang melalui pelayan-pelayan yang kelihatannya saleh tetapi melakukan hal-hal yang bejat. 10. Bagaimana para pemimpin agama menyangkal Allah? 10 Di seputar dunia, para pemimpin agama berkhotbah tentang kasih, perdamaian, dan kebaikan, tetapi mereka bertindak dengan penuh kebencian, terlibat dalam perang, dan berlaku bejat. Alkitab dengan tepat menggambarkan mereka, ”Di depan umum mereka menyatakan bahwa mereka mengenal Allah, tetapi mereka menyangkal dia dengan perbuatan mereka.”​—Titus 116. Keluar dari ”Babilon Besar” 11. Apa kata Alkitab tentang agama palsu? 11 Kita bisa tahu bagaimana pandangan Yehuwa tentang agama palsu dengan membaca buku Penyingkapan atau, Wahyu dalam Alkitab. Di situ, agama palsu digambarkan sebagai wanita simbolis, ”Babilon Besar”. Penyingkapan 175 Perhatikan kata-kata Allah tentang wanita simbolis ini, ”Sundal besar . . . dengan dialah raja-raja di bumi melakukan percabulan.” Penyingkapan 171, 2 Agama palsu tidak setia kepada Allah, tetapi terlibat dalam urusan politik, sering kali mengendalikan pemerintahan. ”Di dalam dia ditemukan darah nabi-nabi dan orang-orang kudus dan semua orang yang telah dibantai di bumi.” Penyingkapan 1824 Agama palsu menganiaya dan membunuh hamba-hamba Allah yang setia serta ikut bertanggung jawab atas kematian jutaan orang dalam perang. ”Dia memuliakan dirinya sendiri dan hidup dalam kemewahan yang tidak bermalu.” Penyingkapan 187 Agama palsu sangat kaya raya, dan para pemimpinnya hidup mewah. ”Oleh praktek spiritisme[-nya] semua bangsa disesatkan.” Penyingkapan 1823 Melalui ajaran palsunya tentang jiwa yang tidak dapat mati, agama palsu membuka pintu untuk segala bentuk spiritisme serta tenung dan membuat orang merasa takut akan orang mati dan menyembah leluhur. 12. Peringatan apa yang diberikan Alkitab tentang agama palsu? 12 Alkitab dengan tegas memperingatkan orang-orang untuk memisahkan diri dari agama palsu, ”Hai, umatku, keluarlah dari dalamnya, jika kamu tidak ingin mengambil bagian bersama dia dalam dosa-dosanya, dan jika kamu tidak ingin menerima bagian dari tulah-tulahnya.”​—Penyingkapan 184, 5. 13. Apa yang akan terjadi atas agama palsu dan para penganutnya? 13 Di masa depan, Babilon Besar, yaitu semua agama palsu di dunia, akan dilenyapkan. Alkitab mengatakan, ”Dalam satu hari tulah-tulahnya akan datang, kematian dan perkabungan dan bala kelaparan, dan dia akan dibakar habis dengan api, karena Allah Yehuwa, yang menghakimi dia, adalah kuat.” Penyingkapan 188 Agar kita tidak kena tulah-tulahnya, kita harus memutuskan semua hubungan dengan agama palsu, tidak ikut dalam semua kebiasaan, perayaan, dan kepercayaannya yang tidak menyenangkan Allah. Ini sangat mendesak. Hidup mati kita dipertaruhkan!​—2 Korintus 614-18. 15 Apa itu "bumi baru"? 15 Alkitab berjanji, "Ada langit baru dan bumi baru yang kita nantikan," dan "di sana, semua orang akan selalu melakukan apa yang benar." (2 Petrus 3:13; Yesaya 65:17) Kata "bumi" dalam Alkitab kadang mengartikan orang-orang yang tinggal di dalamnya.(Kejadian 11:1) Jadi, "bumi baru" mengartikan semua orang yang menaati Allah dan yang diberkati oleh-Nya. Pertanyaan JawabanJawaban singkat untuk pertanyaan “mengapa Allah menciptakan kita?” adalah karena kehendakNya. Wahyu 411 mengatakan “sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan." Kolose 411 mengulangi poin itu, “segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” Kolose 116. Diciptakan sesuai dengan kehendak Allah bukan berarti umat manusia diciptakan untuk menghibur Allah. Allah itu Pribadi pencipta dan suka mencipta. Allah itu Pribadi, dan Dia suka kalau ada ciptaan lain yang dapat menjalin hubungan yang sejati denganNya. Diciptakan dalam gambar dan rupa Allah Kejadian 127 berarti manusia memiliki kemampuan untuk mengenal Allah – dan karena itu bisa mengasihi Dia, menyembah Dia, melayani Dia, dan bersekutu denganNya. Allah tidak menciptakan manusia karena Dia membutuhkan mereka. Sebagai Allah, Dia tidak membutuhkan apa-apa. Dalam kekekalan, Dia tidak kesepian, sehingga Dia tidak membutuhkan “teman.” Dia mengasihi kita, namun ini tidak sama dengan membutuhkan kita. Kalau kita tidak pernah ada, Allah tetap Allah – Dia yang tidak berubah Maleakhi 36. AKU adalah AKU Keluaran 314 yang tidak pernah tidak puas dengan keberadaanNya yang kekal. Ketika Dia menciptakan alam semesta, Dia melakukan apa yang menyenangkanNya. Karena Allah itu sempurna, tindakanNya pun sempurna. “Sangat baik” Kejadian 131. Demikian pula, Allah tidak menciptakan makhluk yang “setara” atau yang sama dengan diriNya. Secara logis, Dia tidak dapat melakukan hal tersebut. Kalau Allah menciptakan makhluk lain yang sama kuasanya, sama pintarnya, dan sama sempurnanya, maka Allah tidak lagi merupakan Allah yang Esa dan Sejati karena berarti ada dua allah – dan ini sesuatu yang tidak mungkin. “bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia” Ulangan 435. Segala sesuatu yang Allah ciptakan haruslah lebih rendah dari diriNya. Apa yang diciptakannya tidak pernah bisa lebih besar dari Dia yang menciptakan. Mengakui kedaulatan dan kesucian Allah secara sempurna, kita menjadi kagum bahwa Allah mengambil manusia dan “memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat” Mazmur 85. Dia bahkan bersedia merendahkan diri dan menyebut kita “sahabat-sahabat” Yohanes 1514-15. Mengapa Allah menciptakan kita? Allah mencipta kita sesuai dengan kehendakNya, sehingga kita, sebagai ciptaanNya, dapat mengenal Dia. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Mengapa Allah menciptakan kita?
Jelassekali karena banyaknya kepentingan berbagai manusia terciptalah banyak agama. Supaya dapat memenuhi kepentingan para pencipta, otoritas, dan para penganut/umat agama ybs, jelas sekali diciptakan pengaruh, by hook or by crook, bahwa agama itu sendirilah secara eksklusif yang benar, yang lain ya jelas tidak benar.
Mengapa Ada Banyak Agama, Kenapa Tuhan Tidak Ciptakan Satu Agama Saja? Ini Penjelasan Prof. Quraish Shihab Perbedaan seringkali menimbulkan permasalahan. Perbedaan menjadi masalah bagi orang yang tidak siap menerima perbedaan. Padahal, perbedaan itu indah bila disikapi dengan bijaksana. Hidup menjadi beragam karena perbedaan. Bayangkan kalau semua manusia itu hanya laki-laki, tidak perempuan, ataupun sebaliknya. Pasti dunia monoton dan tidak seindah sekarang ini. Begitupun dengan perbedaan agama. Jangan jadikan perbedaan agama sebagai sumber permasalahan. Toh, kalau dipikir-pikir, yang membuat manusia itu berbeda-beda juga Allah Quraish Shihab mengatakan, kalau Tuhan menghendaki kita semua satu agama, Tuhan mampu melakukan itu. Tapi Tuhan tidak menghendaki kita semua memeluk agama yang sama, karena Dia ingin memberi manusia kebebasan memilih. Manusia diberi kemampuan untuk memilih sesuai dengan nurani dan pandangannya. Kalau Tuhan mau menjadikan semua manusia sama, tentu manusia dari awal tidak akan diberi kemampuan untuk memilih dan memilah sesuatu yang beragam.“Karena kita meyakini itu kehendak Tuhan, dan Tuhan enggan memaksa orang menganut agama tertentu, maka kita juga harus bersikap toleran kepada orang-orang itu, silahkan kamu menganut agamamu, aku menganut agamaku, mari kita hidup damai, bekerjasama dalam kebaikan” Jelas Prof. Quraish Shihab dalam program Hidup Bersama al-Qur’ tidak bisa dipaksakan. Al-Qur’an sendiri mengatakan tidak ada paksaan dalam beragama. Kita tidak boleh memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain. Kita pun juga tidak mau dipaksa orang lain untuk memeluk keyakinan mereka. Adanya perbedaan agama ini jangan diambil pusing. Dinikmati saja dengan sama-sama menghargai. Jangan saling curiga. Kita harus bekerjasama dalam banyak persoalan di dunia ini yang harus dibereskan. Masalah ini tidak hanya menjadi tanggung-jawab satu agama. Seluruh agama berkewajiban untuk menyelesaikan problem kemanusiaan. Karena masing-masing agama pasti mengajarkan kebaikan dan bagaimana menjalankan kehidupan di dunia ini dengan cara yang baik.*Selengkapnya tonton video berikut ini Yangbener di sisi Allah adalah mereka yang berlaku secara Islam; yang menciptakan kedamaian di lingkungan sekitarnya, yang penuh kasih sayang, dan yang berserah diri kepada Tuhan." "Wah, sampeyan ini kok seolah-olah membenarkan, non-Islam pun bisa berpotensi bener di sisi Allah hanya jika perilakunya mencerminkan Islam." Kritik Misbah.
loading...Al-Quran menyatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah liat yang kering, kemudian Allah menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina air mani. Foto ilustrasi/dok quora Setelah menciptakan langit dan bumi, Allah 'Azza wa Jalla menjelaskan penciptaan manusia dan Jin dalam Al-Qur'an. Allah menciptakan manusia dari tanah kemudian meniupkan ruh kepadanya. Penciptaan manusia dari tanah diterangkan dalam banyak ayat, di antaranya Surat Al-Hijr ayat 26 dari lumpur hitam; Al-Hijr ayat 28 tanah liat kering; Ar-Rum ayat 20 dari tanah; Fathir ayat 11 dari tanah; Shad ayat 71 tanah liat, QS Gafir dari tanah. Sedangkan Surat Al-Furqan ayat 54 dinyatakan bahwa manusia diciptakan dari kita simak firman-Nya berikutخَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ 14 وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ 15 فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 16Artinya "Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, dan Dia menciptakan jin dari nyala api. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" QS Ar-Rahman Ayat 14-16Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda "Para Malaikat diciptakan dari cahaya, Jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah digambarkan-Nya kepada kalian yakni tanah liat." HR Imam AhmadDalam Tafsir Kementerian Agama dijelaskan, penciptaan manusia pertama Nabi Adam 'alaihissalam dari tanah kering seperti tembikar atau tanah yang telah dipanggang. Tanah liat yang dipanggang dengan bara yang panas untuk menjaga ia tetap bersatu, tidak bercerai-berai. Demikian pula manusia mempunyai nafsu makan dan minum, mempunyai nafsu kawin agar badannya dapat terpelihara dan dapat melanjutkan hidupnya, serta mempunyai keturunan. Ia mempunyai nafsu marah yang menjadikannya berani dan kuat mempertahankan dirinya dari bahaya yang mengancamnya. Kekuatan manusia ini seolah-olah sama dengan tanah liat yang telah masak agar menjadi tanah kering yang bagian-bagiannya melekat dengan ayat lain, Allah juga menegaskanوَلَـقَدۡ خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ مِنۡ صَلۡصَالٍ مِّنۡ حَمَاٍ مَّسۡنُوۡنٍ‌ۚ"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia Adam dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk." Surat Al-Hijr Ayat 26Dalam Hadis diterangkan proses penciptaan Adam. "Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla telah menciptakan Adam dari kepalan tanah yang diambil dari segala macam tanah, maka lahirlah anak Adam menurut kadar tanah itu. Di antara mereka ada yang merah, ada yang hitam, dan ada di antara kedua warna itu. Ada yang mudah, ada yang sukar, ada yang baik, dan ada yang buruk." Riwayat Imam Ahmad dan Muslim dari 'Aisyah radhiyallahu 'anhuAllah juga berfirman yang artinya "...Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina air mani." QS As-Sajdah 7-8Pandangan SainsPerlu diketahui, ilmu Sains dan Al-Qur'an sama-sama berasal dari Allah sehingga tidak akan terjadi kontradiksi. Menurut ilmu pengetahuan, dua komponen penting yang harus ada dalam permulaan terjadinya kehidupan adalah material genetika dan membran sel. Kedua material ini saling bekerja sama mendukung kehidupan. Di dalam keduanya, materi tanah liat ilmiah, tembikar adalah semacam porcelain, yang dalam proses reaksi kimiawi dapat digunakan sebagai katalis untuk terjadinya proses polimerisasi. Kata "tanah kering seperti tembikar" mungkin mengisyaratkan terjadinya proses polimerasasi atau reaksi perpanjangan rantai molekul dari asam-asam amino menjadi protein atau dari nukleotida menjadi polinukleotida, termasuk molekul Desoxyribonucleic Acid DNA, suatu materi penyusun struktur gena makhluk para saintis, kata "hama" lumpur hitam pada ayat ini mengisyaratkan akan terlibatnya molekul air H2O dalam proses terbentuknya molekul-molekul pendukung proses keterangan ayat-ayat di atas tentang bahan penciptaan manusia, terdapat dua bahan yaitu air dan tanah. Adapun tanah liat merupakan satu jenis tanah yang tersusun oleh partikel yang sangat halus, dengan ukuran diameter partikel kurang dari 2 mikron. Jenis tanah ini memiliki sifat-sifat fisik yang plastis bila mengandung air. Secara kimia, larutan tanah liat dalam air memiliki kapasitas tukar kation, yaitu dapat mengikat ion atau senyawa kimia lainnya yang bermuatan listrik. Tetapi dengan ikatan yang tidak terlalu kuat sehingga ion yang terikat bisa berganti-ganti dengan mudah. Tanah jenis ini pulalah yang biasa dipakai sebagai bahan untuk membuat juga membuktikan bahwa cairan yang ada di dalam kantung membran juga mengandung material tanah liat. Kantung ini ternyata dapat tumbuh dengan cara pembelahan sederhana. Cara pembelahan ini merupakan gambaran dari apa yang terjadi pada sel yang primitif. Dari paparan ini dapat kita simpulkan bahwa informasi Al-Qur'an tentang asal kejadian manusia dari tanah adalah benar dan dibuktikan oleh penelitian wujud manusia yang sempurna juga diterangkan dalam Surat Al-Mu'minun Ayat 12-16. Menurut ilmu sains, proses penciptaan ini melalui proses Biologi. Allah berfirman yang artinya "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari satu saripati berasal dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh rahim. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu se­gumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging. Dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu Hilang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan dari kuburmu di hari Kiamat." Al-Mu'minun Ayat 12-16Hal ini menggerakkan perasaan untuk mengucapkan syukur dan tasbih kepada-Nya. Dia-lah yang menciptakan segala sesuatu dan kepadanya pula kita kembali. Wallahu A'lam Baca Juga rhs
Kamujangan banyak tanya!" Respons tersebut nantinya akan berefek negatif pada anak dalam jangka panjang. Anak akan ragu atau tidak mau menceritakan persoalannya sendiri kepada orang tua, bahkan ketika ditanya. Misal anak bertanya, "Mah, kenapa Allah menciptakan manusia berbeda-beda?" Biasanya pertanyaan ini ditanyakan anak usia balita.
Oleh Rocky Gerung Ahli Filsafat Wah.., ini pertanyaan yang sangat pinter. Apakah kalian juga berpikir bahwa ada banyak Tuhan? Mari kita pikirkan perlahan-lahan. Manusia adalah mahluk yang selalu bertanya. Pertanyaannya mengikuti keingintahuannya. Biasanya keingintahuan itu juga mengikuti perkembangan usia. Seiring bertambahnya usia, semakin banyak hal yang menimbulkan pertanyaan. Apapun dapat ditanyakan. Itulah yang dinamakan kecerdasan manusia. Kalian adalah manusia cerdas. Seumur kalian, bertanya itu sangat penting agar nanti, dalam usia dewasa, kalian merasa lega dan percaya diri menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Nah, kembali pada pertanyaan kalian, “Mengapa ada banyak agama?” Mari kita pikirkan dahulu keterangan berikut ini, lalu kita peroleh jawabannya setelah itu. Memang benar bahwa ada banyak agama. Kalian mengetahuinya dari pelajaran dan melihat sendiri bahwa teman-teman dan tetangga di sekitar rumah saja tidak sama agamanya. Karena dunia ini begitu luas, maka ada ribuan agama di dunia. Itu pertanda bahwa manusia memang berbeda-beda. Manusia mencari Tuhan dengan cara yang berbeda. Perbedaan itu adalah hal yang baik, karena membawa kekayaan pengalaman hidup. Jadi kita harus menghormati perbedaan itu, agar kita berpandangan luas dalam pergaulan sesama manusia, dan sebagai sesama warganegara. Tentu, orang tua kita masing-masing telah mengajarkan cara hidup yang baik pada anak-anaknya. Pelajaran itu diantaranya melalui ajaran agama yang diwariskan turun-temurun. Jadi, ajaran agama bertujuan baik, yaitu sebagai pegangan manusia untuk menjalani kehidupan yang baik. Agama tumbuh bersama peradaban. Jadi sudah ribuan tahun agama bersama manusia. Ada beragam peradaban di dunia, ada beragam kebiasaan dan beragam cara hidup. Maka masuk akal bila ada banyak agama. Agama adalah kumpulan ajaran yang diwariskan sepanjang sejarah peradaban manusia. Yaitu ajaran tentang cara hidup yang baik menurut masing-masing peradaban. Ada yang percaya bahwa agama itu berasal dari Tuhan. Ada juga yang menganggap bahwa agama itu adalah kumpulan ajaran orang-orang bijak. Para nabi yang mengajarkan kebaikan dan keadilan, misalnya. Ada banyak orang bijak yang ajarannya diikuti banyak orang. Jadi ada banyak ajaran agama. Setiap orang punya pilihan. Tidak ada yang boleh memaksakan, karena setiap paksaan akan menyakiti orang lain. Nah, dalam perkembangan peradaban, ada pegangan lain. Misalnya ajaran ilmu pengetahuan. Melalui ilmu pengetahuan banyak pertanyaan tentang alam dan kehidupan dapat dijawab. Misalnya, kalian tentu telah belajar tentang cara terjadinya hujan. Atau, mengapa perilaku menggunduli hutan itu tidak baik bagi kehidupan kita. Itu semua sudah dijawab oleh ilmu pengetahuan. Kita percaya jawabannya benar, karena keterangan ilmu pengetahuan itu masuk akal. Jawaban itu adalah hasil perkembangan pemikiran manusia. Sebelum ilmu pengetahuan berkembang, agama memegang peran penting dalam menjawab persoalan alam dan kehidupan manusia. Dengan kata lain, agama itu mengikuti keperluan manusia untuk mengatasi kesulitan hidup. Nah, manusia hidup dengan keragaman masalah, dan keragaman cita-cita. Adanya beragam agama menunjukkan bahwa pendapat manusia tidak sama dalam melihat suatu masalah. Maka dapat dikatakan bahwa munculnya beragam agama itu adalah jawaban terhadap beragam persoalan hidup kita. Yang perlu kita sadari, masih banyak hal mengenai alam dan kehidupan yang belum mampu kita pahami. Kita takjub pada alam semesta, sambil berpikir tentang asal-usulnya, tentang nasib manusia dan alam semesta di masa depan. Tentang hal-hal itulah agama sejak dahulu kala berusaha memberi jawaban. Seringkali jawaban itu terasa kurang masuk akal bila dipandang dari sudut ilmu pengetahuan masa kini. Tetapi manusia tetap memerlukan pegangan untuk memahami persoalan pada suatu masa. Jadi dapat kita pahami sekarang bahwa ada banyak agama di dunia karena setiap manusia memiliki keingintahuan yang berbeda di dalam peradaban yang berbeda. Artinya, tidak ada satu jawaban yang pasti tentang masalah-masalah alam semesta dan kehidupan. Karena itu manusia hanya cukup meyakininya saja. Nah, itulah sifat utama agama. Karena keyakinan itu tidak dapat dipaksakan, maka kita harus menghormati keyakinan agama yang banyak itu. Jadi sekarang kita bisa tambahkan jawabannya. Begini Karena kita saling menghormati pilihan orang, maka agama tidak boleh dipaksakan menjadi hanya satu. Sebaliknya, bila kita saling memaksakan, maka kita akan saling melenyapkan agama yang beragam itu. Dengan kata lain hilang semuanya. Cobalah pikiran ini kalian diskusikan dengan teman-teman di kelas. Lalu, apakah berarti juga ada banyak Tuhan? Wah, ini pertanyaan yang lebih pinter lagi. Memang kalian tidak menanyakannya. Tetapi sebagai akibat dari banyaknya agama, tidak salah bila kalian juga mempertanyakan soal ini. Tentu kalian berpikir bahwa setiap agama memiliki Tuhan-nya sendiri, sehingga ada banyak Tuhan. Atau diantara kalian ada yang berpikir bahwa Tuhan itu hanya satu, walaupun cara kita menghormati dan berdoa kepadanya adalah berbeda-beda. Sungguh, semua pikiran itu memerlukan penjelasan yang sulit, bahkan bagi orang dewasa yang berpendidikan tinggi. Jadi, bersabarlah untuk memikirkan soal ini. Usia dewasa dan meningkatnya pengetahuan akan membuat kalian mampu memberi jawaban yang bermutu terhadap persoalan ini. Persoalan ini disebut persoalan filsafat. Tetapi keberanian kalian mengajukan pertanyaan, sudah menunjukkan tanggung jawab kalian untuk menghadapi banyak pertanyaan hidup, dan mempertimbangkan beragam kemungkinan jawaban. Kelak kalian akan punya jawaban masing-masing, dan saling bertukar pikiran secara bersahabat. Itulah cara hidup yang saling menghormati. Selamat belajar! Sumber gambar
Jbq3X.
  • 3bhya3r556.pages.dev/159
  • 3bhya3r556.pages.dev/224
  • 3bhya3r556.pages.dev/325
  • 3bhya3r556.pages.dev/152
  • 3bhya3r556.pages.dev/387
  • 3bhya3r556.pages.dev/305
  • 3bhya3r556.pages.dev/26
  • 3bhya3r556.pages.dev/83
  • kenapa allah menciptakan banyak agama